Selasa, 10 Juni 2014

Belajar Mendidik Anak

Diposting oleh Mak Nude di 01.15

Adakah para wanita diantara kalian yang memiliki adik kecil sekarang? Kalau ada, maka anda sangat beruntung. Mengapa? Karena anda diberi kesempatan untuk belajar mendidik anak sejak usia muda. So, i’m so lucky to have little brother.

Gambar ambil disini (click link)


Nampaknya, mulai menyukai kelucuan anak kecil, mulai mempelajari apa penyebab anak kecil menjadi menyebalkan adalah naluri seorang wanita beranjak dewasa. Beruntung, saya punya adik kecil yang bisa selalu saya amati tingkah lakunya.

Adik saya Azka, Laki-laki, sekarang dia kelas 3 SD. Setiap ujian dia sering minta saya mengajarinya, membantunya memberikan pertanyaan seputar yang ia pelajari. Buat saya, seorang anak memiliki kesadaran untuk belajar saat ujian saja sudah bagus, dan tugas kitalah yang mengembangkan semangatnya menjadi hal yang lebih positif. Sebelum belajar, saya harus meyakinkan bahwa Azka sudah siap untuk belajar, membuatnya memulai dengan doa, memberikan motivasi bahwa apa yang Azka tanam adalah apa yang akan dia petik, untuk memberi penekanan bahwa bukan hasil yang terpenting, tapi proses.

Setiap saya mengajari Azka, saya belajar, bahwa hal utama dalam mengajarkan anak adalah membuat anak itu belajar dengan hati senang, bukan dengan perasaan tertekan. Dalam setiap belajarnya, saya sering bercanda, kalau saya liat Azka mulai bosan dan ngantuk, saya menggelitiki dia setiap dia menjawab pertanyaan dengan tidak tepat. Membuatnya untuk memberikan jawaban dan berfikir cepat dengan memberikan hitungan 1-3. Memujinya jika ia dapat memberikan jawaban tepat dan cepat. Terkadang Azka bercanda berlebihan, belajarnya tak serius, saat itu bisa bikin saya kesal dan ingin memukul dan membentak. Tapi saya harus ingat bahwa memukul dan membentak tidak baik untuk perkembangan otaknya dan hanya akan membuatnya belajar dengan tertekan. Hilary Blumberg, Professor psikiatri dari Yale School of Medicine di New Haven mengemukakan bahwa hasil scan menunjukkan kekerasan pada anak perempuan menyebabkan terjadinya perbedaan di area otak yang berhubungan dengan pengolahan emosional, dimana hal ini membuat anak perempuan lebih rentan mengalami gangguan mood, seperti depresi. Sementara anak laki-laki mengalami perubahan di daerah untuk mengontrol impuls, yang bisa membuat mereka lebih rentan terhadap kecanduan narkoba dan alcohol (sumber: click link). Untuk itulah, sebisa mungkin saya tidak membentak, saya hanya memberikan penekanan dan penegasan pada suara saya, dan biasanya Azka mengerti, kalau saya diam dan menatapnya artinya saya kesal dan marah. Tapi kadang tak bisa ditahan juga, kalau pada akhirnya saya tak bisa mengontrol emosi saya dan akhirnya membentak Azka, jika itu saya lakukan, setelah Azka diam dan nurut, saya akan minta maaf sama Azka untuk menunjukkan bahwa apa yang saya lakukan salah. Ya, saya memang tidak bersamanya setiap saat, saya juga tidak selalu berbuat seperti apa yang saya tulis, tapi itu yang saya pelajari.

Gambar ambil disini (Click link)

Selain itu, dari Azka, saya belajar bahwa menjadi seorang ibu memang harus cerdas dan pandai berkomunikasi. Anak sekarang kritis, Azka seringkali bertanya hal-hal menakjubkan yang kadang membuat saya sulit untuk menjawabnya. Contohnya, Azka pernah bertanya pada saya begini “Teh, kenapa kita gak boleh pegang payudara cewek? Allah itu ada dimana? Partai politik itu apa? Legislatif itu apa? Cara keluar bayi dari perut ibu itu gmn? Knp kucing kalau melahirkan bisa banyak banget  anaknya? Kenapa anak itu jadi pemulung, ayah ibunya kemana? Sulit sekali untuk menjawabnya, tapi sebisa mungkin pertanyaan tersebut harus dijawab dengan bahasa yang mudah di mengerti, disinilah kecerdasan dan kemampuan berkomunikasi seorang ibu sangat diperlukan. Saya sendiri sedih banget waktu beberapa pertanyaan yang Azka lontarkan ada yang tak bisa dijawab TT. Meskipun demikian, saya tidak ingin dia berhenti bertanya, bahkan saya akan pancing dia untuk bertanya agar dia menjadi anak yang cerdas.

Di zaman setiap rumah ada televisi seperti sekarang, akan menjadi hal yang sangat penting untuk mendampingi anak nonton tv. Maraknya acara-acara yang tidak berbobot dan memberikan contoh yang tidak baik memaksa kita untuk memberikan pendampingan dan pemahaman terhadap apa yang dia tonton. Sayangnya, saya tidak bisa mendampingi Azka setiap saat, dan sayapun sering sebel kalau nemenin azka nonton tv, karena dia seringkali mengikuti ucapan dan perilaku yang ada di TV, sedih jadinya.

Daripada nonton tv sama Azka saya lebih senang mengajak Azka ke kamar untuk bercerita, atau bersenda gurau. Selain itu, kadang membacakan buku cerita ke Azka. Belakangan saya baru tahu bahwa membacakan cerita bermanfaat memberikan nilai-nilai kehidupan, mempererat hubungan, memberikan pengetahuan, mengembangkan keterampilan bahasa, dan menanamkan cinta buku (sumber: click link). Ya meskipun kadang membacakan cerita ke Azka bikin capek, karena dia selalu minta diceritain terus sampai saya bingung mau cerita apa, dan sampe mulut saya pegel juga ngantuk. Hingga suatu ketika saya yang meminta dia yang menceritakan sesuatu untuk saya, dan hasilnya sangat menghibur mendengar Azka bercerita tentang pemuda kahfi dengan kalimatnya sendiri. Hehe..

 
Gambar ambil disini (Click link)


Dari hasil pengamatan ini seringkali membuat saya berfikir, kalau sudah besar Azka akan jadi anak yang seperti apa, dan kelak saya akan menjadi ibu yang seperti apa. Memang benar adanya, kalau ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Ibulah penentu karakter dan watak awal anak. Meskipun kelak lingkungan sekolah, teman-teman akan mempengaruhi perilaku dan cara berpikirnya, tapi jikalau keimanan dasar sudah terbentuk dari Ibu yang cerdas, Insya Allah sang anak akan tumbuh baik. Tapi ingat, mendidik anak bukan hanya tugas Ibu, ayah juga. Meskipun lelah bekerja, menghabiskan waktu dengan anak tetap penting.
 
Note: Omongan saya tua banget, padahal saya belum punya anak, nikah aja belum -_-

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mika Miko Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea