Saya mendapatkan tulisan ini dari sebuah buku berjudul “Engkau
Lebih Cantik dengan Jilbab” karangan Burhan Sodiq. Saya tulis kembali karena
menurut saya tulisannya indah dan bermanfaat. Check it out J
-Catatan Seorang Pria-
Tahukah kamu mengapa saya suka wanita yang berjilbab?
Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan,
bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini, mulai dari keluar pintu rumah
hingga kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian
di sana, ke arah manapun saya memandang selalu membuat mata saya terbelalak. Hanya
dua arah yang bisa membuat saya tenang, yaitu mendongak ke ataas langit atau
menunduk ke tanah.
Melihat ke depan, ada perempuan berlenggok dengan seutas
Tank Top. Menoleh ke kiri, pemandangan “Pinggul Terbuka”. Menghindar ke kanan,
ada sajian “Celana Ketat plus You Can See”. Balik ke belakang, dihadang oleh “Dada
menantang” Astaghfirullah, kemana lagi mata ini harus memandang?
Kalau berbicara tentang “nafsu”, jelas saya suka. Hal seperti
di atas, itu mah kurang merangsang. Tapi saying, saya tidak ingin hidup ini
dibalut oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya
tenang. Saya ingin melihat wanita, bukan sebagai objek pemuas mata, tapi
sebagai sosok yang anggun mempesona, dan kalau dipandang, bikin sejuk di mata. Bukan
paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres”,
dan hatipun menjadi keras.
Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang
laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau
tampil seperti itu lagi. Kecuali, bagi mereka yang memang punya niat untuk
menarik lelaki dengan asset berharga yang mereka punya
Istilah seksi- kalau boleh saya definisikan- berdasarkan
kata dasarnya adalah “penuh daya tarik seks”. Kalau ada wanita yang dikatakan
seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia
yang punya fitrah dihormati dan dihargai, semestinya anda malu. Karena penampilan
seksi itu sudah menelanjangi mata anda, membayangkan anda sebagai objek syahwat
dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih, dan lebih
lagi. Dan anda tau, kesimpulan apa yang ada dalam benak sang lelak? Kesimpulannya
yaitu anda bisa diajak untuk begini dan begitu, alias “gampangan”.
Mau tidak mau, sengaja atau tidak, anda sudah membuat diri
anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri, yang anda
sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu buruk terjadi pada diri anda, apa itu
dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada
perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawab “lelaki”
bukan? Betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini.
Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada
yang jual. Simple saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang
bagus itu gratis, pasti semua orang akan berebut menerima. Nah, apa bedanya
dengan Anda menawarkan penampilan seksi pada khalayak ramai? Saya yakin, siapa
yang melihat pasti ingin mencicipinya.
Begitulah seharian tadi, saya harus menahan penyiksaan mata
ini. Bukan hanya hari ini saja, tapi seperti itulah rata-rata setiap harinya. Saya
ingin protes, tapi mau protes kemana? Apakah saya harus menikmatinya? Tapi saya
sungguh takut dengan Dzat yang mempertanggungjawabkannya? Sungguh, suatu dilemma
yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah Ta’ala telah berfirman “ Katakanlah kepada laki-laki
yang beriman,’hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya,
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat. ‘katakanlah kepada wanita beriman, ‘hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS An-Nuur: 30-31)
Jadi, tak salah bukan, kalau saya sering berdiam di ruangan
kecil ini, duduk di depan computer, menyerap sekian juta electron yang
terpancar dari monitor? Saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata
saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tidak bisa
mempertanggungjawabkan nantinya. Jadi, tak salah juga bukan, kalau saya paling
malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan
keseksian.
Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilemma seperti saya
ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan
bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita, apakah akan selalu dan
semakin menyiksa kami sampai tak mampu lagi memmikirkan mana yang baik dan aman
yang buruk, kemudian terpaksa mengambil keputusan untuk menikmati pemandangan
yang anda tayangkan?
So, berjilbablah! Karena itu sungguh nyaman,
tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk di mata.