Rabu, 09 Agustus 2017

Balada Breastfeeding part 2

Diposting oleh Mak Nude di 11.59 0 komentar


Menyambut pekan ASI saya mencoba melanjutkan tulisan saya mengenai mengASIhi Fatih.

Pada tulisan saya sebelumnya mengenai balada breastfeeding part 1, saya bercerita bahwa saya mengalami drama nipple lecet selama tiga bulan. Setelah tiga bulan berlalu, saya sudah pandai menyusui dan Fatih-pun sudah pandai menyusu. Ah kalau sudah begini... rasanya menyusui itu nikmaaaaaat sekali, ketika kami berdua saling berpandangan, ketika tangan mungilnya menggenggam tangan saya, ketika dia tertidur dalam pelukan karena kekenyangan, ketika mulutnya belepotan ASI, semuanya sungguh indah. Sampai saya sering bertanya, bagaimana bisa Allah menciptakan rasa kasih sayang yang begitu dahsyat antara saya dan makhluk kecil ini, makhluk yang mampu meluluhlantahkan hati hanya dengan lirikan dan senyumannya, makhluk yang mampu membuatku jatuh cinta berkali kali tanpa syarat. Masya Allah... Emejing dah.



Sembilan bulan berlalu, itu artinya Fatih sudah berusia satu tahun. Kegiatan menyusui semakin mudah dan seru, karena Fatih sudah semakin banyak tingkah dan posisi menyusui sudah semaunya dia, anak bayik ini-pun memulai drama lain. Saat itu Fatih sudah bergigi empat, dan dia mulai berulah, dia menggigit nipple saat menyusui. Berbeda dengan sakit saat awal menyusui, dimana saya sudah mempersiapkan diri dan tahu bahwa hisapan pertama adalah bencana dan selanjutnya nyerinya mulai berkurang, drama menyusui kali ini, datangnya tiba-tiba. Lagi asik-asik Fatih nyusu, tiba-tiba gigit, baru saja mulutnya nempel, eh langsung gigit. Duh sakitnya bukan main, seringkali saya menjerit dan secara refleks meghempaskan badannya, Fatihpun nangis sejadi-jadinya, dan ini malah bikin nipple saya lecet lagi. Aaaaaaaargh...

Alhamdulillah... lagi lagi forum ibu menyusui banyak membantu saya. Dari yang saya baca, ketika hal ini terjadi, hal yang harus dilakukan seorang ibu adalah bertahan dan memberikan pengertian (sounding). Jadi ni, saat anak gigit, kita tidak boleh berteriak karena akan bikin dia kaget, kita juga tidak boleh memencet hidung atau mencubit anggota tubuhnya supaya dia melepaskan gigitan. Trus harus gimana dong? Ya tahan aja. Iya bener tahan aja. Tapiiiii sambil menyelipkan jari kelingking atau telunjuk ke dalam mulutnya supaya anak melepas gigitannya. Tapi kan suka refleks teriak ya? Iya pasti, saya juga begitu pada awalnya, dan sulit sekali memang. Tapiiiii... demi anak marilah kita lakukan. Tsaaaaah. Ok lanjut. Saat gigitan terlepas, otomatis Fatih tiba-tiba berhenti menyusu, dan dia pasti akan menangis sejadi-jadinya, saya biarkan dia, saya jauhkan dia dari saya sesaat, kemudian saya peluk dia, kadang sambil saya gendong saya bilang “Mimi sakit kalau Fatih gigit, kalau Fatih mau nenen, Fatih jangan gigit ya, Fatih kan anak sholeh...”. trus apa pada percobaan pertama ini berhasil? Enggaaaaaak. Baru aja dia berhenti nangisnya setelah dikasih pengertian, trus nyusu, dan diapun gigit lagi. Ampun deh. Saya lepas lagi, dia nangis, dan saya juga nangis karena kesakitan. Bahkan pernah saya sampai teriak-teriak sambil nangis “Mimih sakit,, Fatih jangan gigit dong”. Ah sedih banget denger dia nangis meronta-ronta minta nyusu, tapi berkali-kali dilepas dikasih tau, tetep aja gigit, sampai akhirnya pernah suatu malam saya gak mau menyusui dan menidurkan Fatih dengan cara digendong-gendong.



Hampir tiap malam terjadi drama nangis bersama antara saya dan Fatih saat menyusui, abinya sampai pusing dan bingung, abinya udah ikutan sounding fatih juga, tapi tetep tak berhasil. Ini terjadi bukan hanya saat tidur malam ya, saat tidur siang juga begitu, saya harus membuatnya sangat capek sehingga dia bisa menyusu dengan tenang, bahkan kadang tetep aja gigit, dan lagi-lagi saya harus gendong-gendong Fatih sampai tidur. Kasian sebenarnya, dia tertidur karena capek, bukan karena kenyang ASI dan nyamannya dipeluk seorang ibu. Tapi mau gimana lagi, sayanya sakit banget, sampai saya sempat minta abinya Fatih buat menyapih dini, saya menyerah. Lagi-lagi abinya Fatih gak mengizinkan, dia memang keras banget soal mengASIhi. Tidak ada pilihan, metode diatas terus dilakukan, kadang berhasil, kadang gagal. Saya tetap rajin baca-baca forum untuk melihat pengalaman ibu-ibu seperjuangan yang senasib, untuk memotivasi saya. Kalau mereka bisa, maka saya dan Fatih juga pasti bisa. Selama kurang lebih satu bulan saya mengalami drama ini. Akhirnya Fatih mengerti bahwa apa yang dilakukannya menyakiti ibunya. Lambat laun Fatih semakin mengurangi gigitan, bahkan kadang dia sudah bisa mengejek ibunya, dia melirik saya dan memasang ancang-ancang akan menggigit, sontak saya berteriak “eh eh Fatih jangan ya...”, dan Fatihpun langsung nyengir kemudian melanjutkan nyusu-nya, ah lucunyaaaa. Bayi sebenarnya memang cerdas dan mampu mengerti apa yang kita rasakan serta ucapkan, tapi memang perlu waktu untuknya memahami. Ah nak... mimi dapat ilmu baru lagi, dan mimi belajar banyak dari kehadiranmu.
 

Mika Miko Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea