Apa? Apa? Mau ngelamar? Coba
ulang? Saya gak salah denger kan? Ini beneran kan? Pertanyaan inilah yang
pertama kali terlintas dalam pikiran saya saat dia berkata demikian. Seharusnya
saya senang, itu artinya dia serius, dan bukankah tujuan akhir dari sebuah
hubungan pastilah menuju yang halal dan berkah yaitu pernikahan, tapi apa yang
saya rasakan adalah sebailknya, saya merasa bingung dan panik.
Setelah bingung dan panik,
mulailah pikiran-pikiran buruk berdatangan menghantui.
“apa benar ini dia mau melamar
saya?”
“apakah ini tidak terlalu cepat?”
“apakah saya orang yang tepat
untuknya?”
“bisakah saya menjadi seorang
isteri yang baik untuknya”
“akankah saya bersedia
menyerahkan hidup saya kepada seorang laki-laki yang baru saya kenal kurang
lebih 5 tahunan”
“apakah saya sudah siap?”
Gambar. Click link
Rasanya dari semua pertanyaan
tersebut, jawaban yang ada dalam pikiran saya adalah negatif. Saya ingin dia
tidak melamar saya secepat ini, saya pikir kami masih muda dan masih banyak
yang ingin saya raih. Saya rasa saya bukan orang yang tepat untuknya, saya
egois, manja, kekanak-kanakan, mudah marah. Dengan berbagai macam sifat
tersebut, saya rasanya tidak akan bisa mendampingi suami dan tidak akan mampu
menjadi isteri yang baik. Secara garis besar, dalam hati saya berkata, “SAYA
TIDAK SIAP. SUNGGUH”. Setiap memikirkan hal ini rasanya saya ingin marah, saya
ingin mengelak dan lari. Tapi tetap saja harus saya hadapi.
Setelah dia berkata demikian,
beberapa hari kemudian saya berbicara pada kedua orang tua. Saat mengatakan hal
ini, suasana begitu sunyi, tanpa saya sadari, air mata mengalir dari pipi ini.
Saat itu saya begitu sedih, karena itu berarti sebentar lagi saya akan
meninggalkan mereka, sebentar lagi hidup dan masa depan saya akan berada di
tangan orang yang baru saya kenal selama 5 tahun. Ah saya merasa seperti akan
terpenjara. Hidup saya tidaklah akan sama lagi, hidup saya akan direnggut. Selain perasaan tersebut, perasaan takut
begitu hebat juga muncul. Pemberitaan media mengenai kekerasan dalam rumah
tangga, perselingkuhan, perceraian, membuat saya semakin takut untuk melangkah
menuju pernikahan.
Calon suami saya sepertinya
membaca gelagat saya yang berubah, sepertinya dia mengerti bahwa saya begitu
panik dan tidak siap. Dia kemudian memberikan saya buku “Menjadi Pengantin
Sepanjang Masa” karangan Syaikh Fuad Shalih, buku ini berisi hal-hal yang perlu
diperhatikan dan disiapkan untuk menikah, bagaimana sebaiknya kehidupan rumah
tangga dibangun secara islami, apa saja sifat-sifat wanita yang disenangi dan
tidak disenangi oleh pria, begitu juga sebaliknya. Menjelaskan bagaimana
kedudukan pernikahan dan berumah tangga dalam islam, betapa keberkahan dan
rezeki selalu tercurah untuk mereka yang menikah, betapa menikah merupakan
penyempurna separuh agamamu. Secara garis besar buku ini berisi pengetahuan dan
pembekalan bagi calon pengantin. Saat membaca buku ini, saya seperti tercharge,
ketakutan-ketakutan itu mulai sirna. Tapi setelah saya selesai membaca buku
tersebut, ketakutan itu muncul kembali, saya pikir semua yang ada di buku itu
hanya teori, saya yakin apa yang dijalankan tidak semudah apa yang dibaca. Saya
tetap saja bingung dan panik.
Gambar. Click link
Dalam kebingungan, kepanikan dan
ketidak siapan yang luar biasa selama beberapa minggu, akhirnya seminggu
sebelum acara lamaran saya memutuskan untuk sholat istikhoroh. Saya yakin Allah
akan selalu memberikan petunjuk kepada makhluk-Nya yang memohon dengan
sungguh-sungguh. Saya yakin bila saya pasrah dan menyerahkan semua urusan pada
Allah, maka hasilnya adalah baik. Insya Allah. Sholat istikhoroh saya lakukan sebanyak
tiga kali sampai saya benar-benar yakin akan jawaban yang Allah berikan, dari
info yang saya dapatpun, sebaiknya sholat istikhoroh dilakukan lebih dari satu
kali.
Begitu selesai sholat saya berdoa
kepada Allah dengan bahasa sendiri. Dimulai dengan memohon ampunan sebesar dan
seluas-luasnya dari dosa yang begitu banyak, dilanjutkan dengan memohon untuk
dikabulkannya doa istikhoroh saya, memohon untuk diberikan petunjuk
sejelas-jelasnya akan jawaban yang Allah berikan. Saya berdoa, kalau memang
calon suami ini baik untuk saya ke depannya dan merupkan jodoh saya, berikanlah
saya kemantapan hati, hilangkan rasa kegelisahan saya, permudahlah langkah kami
menuju pelaminan, perluaslah rezeki kami dan kedua orang tua saya untuk
menyelenggarakan acara walimahan nantinya. Jika memang dia bukanlah jodoh saya
dan tidak baik untuk saya, jauhkanlah dia, tunjukkanlah pada saya bahwa laki-laki
tersebut bukanlah orang yang tepat untuk saya.
Setelah selesai shalat istikharah
ketiga kalinya, tiba-tiba saja semua perasaan gundah, cemas, panik hilang
begitu saja. Bahkan saya mencoba memikirkan hal-hal yang membuat saya gelisah,
tapi rasa kegelisahan itu tidak muncul. Saya benar-benar takjub. Sebelum sholat
istikhoroh, jika ada salah satu anggota keluarga saya yang bilang “yah, kamu
sebentar lagi nikah, rumah jadi sepi deh, nanti gak bisa ikut jalan-jalan deh”
saya menjadi marah dalam hati dan dengan segera akan saya jawab “Apaan si?
Lebay banget”. Tapi setelah sholat, bila ada anggota keluarga yang
berkata demikian, saya bisa balas dengan senyuman. Rasa takut akan meninggalkan
keluarga, rasa hidup saya akan terenggut menjadi hilang. Subhanallah, mungkin
inilah jawaban yang Allah berikan pada saya. Sungguh saya merasa ini
benar-benar luar biasa, kekuasaan dan pertolongan Allah itu nyata bagi mereka
yang mau meminta dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Insya Allah.
Semoga ke depannya langkah kami
dipermudah menuju ikatan pernikahan yang suci. Dan kalau memang batu kerikil
atau perjalanan tidak semulus yang diharapkan, saya yakin tujuan Allah baik,
bahkan untuk hal terburuk sekalipun, tujuan
Allah selalu baik. itu pasti.
Mohon doa’nya dari teman-teman semua yah, dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian yang tiba-tiba dilamar dan bingung harus ngapain. Percayalah, Allah sebaik-baiknya tempat memohon dan pemberi petunjuk.
1 komentar:
Owhh... Setelah mendengar begitu banyak cerita ini.. tentang Kalian berdua, aku bersyukur bahwa kalian bisa saling mantap menuju jenjang pernikahan..
Insya Allah, dg sama² mendukung dan saling percaya, kalian bisa menjadi isteri dan suami yg baik..
Barakallah :)
Posting Komentar